Hai sobat Leonarsis selamat malam, tahu tidak apa itu tumor otak itu? Kalau
tidak tahu, ini saya akan berbagi materi tentang tumor otak. Untuk info lebih
lanjut silahkan lihat ulasan materi di bawah ini.
Tumor Otak
1.
Pengertian
Tumor otak adalah
lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak,
meningen dan tengkorak.
2.
Etiologi
a.
Riwayat trauma kepala
b.
Faktor genetik
c.
Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik
d.
Virus tertentu
3.
Patofisiologi
Tumor otak terjadi
karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat
pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang
mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan
neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial).
4.
Klasifikasi
a.
Berdasarkan jenis tumor
1)
Jinak
· Acoustic
neuroma
· Meningioma
· Pituitary
adenoma
· Astrocytoma
(grade I)
2)
Malignant
·
Astrocytoma (grade 2,3,4)
·
Oligodendroglioma
·
Apendymoma
b.
Berdasarkan lokasi
1)
Tumor intradural
a)
Ekstramedular
· Cleurofibroma
· Meningioma
a)
Intramedular
· Apendymoma
· Astrocytoma
· Oligodendroglioma
· Hemangioblastoma
2)
Tumor ekstradural
Merupakan metastase
dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paru – paru, ginjal
dan lambung.
5.
Manifestasi
Klinis
a.
Nyeri kepala
Nyeri bersifat dalam,
terus – menerus, tumpul dan kadang – kadang bersifat hebat sekali. Biasanya
paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat beraktifitas, yang biasanya
menyebabkan peningkatan TIK yaitu batuk, membungkuk dan mengejan.
b.
Nausea dan muntah
Akibat rangsangan
pada medula oblongata
c.
Papiledema
Stasis vena
menimbulkan pembengkakan papila saraf optikus.
6.
Diagnosa
Keperawatan
a.
Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi
akibat penekanan oleh tumor.
b.
Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial.
c.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan b/d ketidakmampuan mengenal informasi.
7.
Rencana
Intervensi
a.
Perubahan perfusi jaringan otak
b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.
Data penunjang:
peruabhan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan respon
sensorik/motorik, gelisah, perubahan tanda vital.
Kriteria hasil:
Tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, tidak adan tanda – tanda
peningaktan TIK.
Intervensi
|
Rasional
|
·
Pantau status neurologis secara
teratur dan bandingkan dengan nilai standar.
·
Pantau tanda vital tiap 4 jam.
·
Pertahankan posisi netral atau
posisi tengah, tinggikan kepala 200-300.
·
Pantau ketat pemasukan dan
pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan membran mukosa.
·
Bantu pasien untuk
menghindari/membatasi batuk, muntah, pengeluaran feses yang
dipaksakan/mengejan.
·
Perhatikan adanya gelisah yang
meningkat, peningkatan keluhan dan tingkah laku yang tidak sesuai lainnya.
·
|
·
Mengkaji adanya perubahan pada
tingkat kesadran dan potensial peningaktan TIK dan bermanfaat dalam
menentukan okasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP.
·
Normalnya autoregulasi
mempertahankan aliran darah ke otak yang stabil. Kehilanagn autoregulasi
dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi serebral lokal dan menyeluruh.
·
Kepala yang miring pada salah
satu sisi menekan vena jugularis dan menghambat aliran darah vena yang
selanjutnya akan meningkatkan TIK.
·
Bermanfaat sebagai indikator
dari cairan total tubuh yang terintegrasi dengan perfusi jaringan.
·
Aktivitas ini akan meningkatkan
tekanan intra toraks dan intra abdomen yang dapat meningkatkan TIK.
·
Petunjuk non verbal ini
mengindikasikan adanya penekanan TIK atau mennadakan adanya nyeri ketika
pasien tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal.
|
b.
Nyeri b/d peningkatan tekanan
intrakranial.
Data penunjang: klien
mengatakan nyeri, pucat pada wajah, gelisah, perilaku tidak terarah/hati –
hati, insomnia, perubahan pola tidur.
Kriteria hasil: Klien
melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, klien menunjukkan perilaku untuk
mengurangi kekambuhan.
Intervensi
|
Rasional
|
· Teliti keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya,
faktor yang memperburuk dan meredakan.
· Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah,
gelisah, menangis/meringis, perubahan tanda vital.
· Instruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera
jika nyeri timbul.
· Berikan kompres dingin pada kepala.
|
· Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh
pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan
merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan
untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.
· Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami.
· Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi
beratnya serangan.
· Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi.
|
c.
Kurang pengetahuan mengenai
kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenal informasi.
Data penunjang: Klien
dan keluarga meminta informasi, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku
yang tidak tepat.
Kriteria hasil:
Klien/keluarga mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan pengobatan, memulai
perubahan perilaku yang tepat.
Intervensi
|
Rasional
|
·
Diskusikan etiologi individual
dari sakit kepala bila diketahui.
·
Bantu pasien dalam
mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi.
·
Diskusikan mengenai pentingnya
posisi/letak tubuh yang normal.
·
Diskusikan tentang obat dan
efek sampingnya.
|
· Mempengaruhi pemilihan terhadap penanganan dan berkembnag ke arah
proses penyembuhan.
· Menghindari/membatasi faktor-faktor yang sering kali dapat mencegah
berulangnya serangan.
· Menurunkan regangan pada otot daerah leher dan lengan dan dapat
menghilangkan ketegangan dari tubuh dengan sangat berarti.
· Pasien mungkin menjadi sangat
ketergantungan terhadap obat dan tidak mengenali bentuk terapi yang lain.
|
Daftar
Pustaka:
1. Arthur
C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
2. Carolyn
M. Hudak, Barbara M. Gallo (1996), Keperawatan Kritis; Pedekatan Holistik
Volume II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
3. Marylin
E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana
Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Demikian yang bisa saya sampaikan untuk hari ini, untuk kritik saran sobat bisa komentar saja ya.. Terimakasih atas kunjungannya, dan semoga blog ini bermanfaat untuk sobat-sobat tercinta.
Demikian yang bisa saya sampaikan untuk hari ini, untuk kritik saran sobat bisa komentar saja ya.. Terimakasih atas kunjungannya, dan semoga blog ini bermanfaat untuk sobat-sobat tercinta.
0 Response to "LP dan ASKEP Tumor Otak"
Post a Comment