Pagi sobat-sobatku semua, kali ini saya akan me-ngupload materi tentang Angina Pectoris, Angina Pectoris ini terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah jantung sehingga suplay oksigen berkurang, sehingga dapat terjadi gangguan untuk info lebih lanjut bisa dilihat dibawah ini.
ANGINA PECTORIS
I. DEFINISI
Angina pectoris adalah suatu keadaan ischemic otot
jantung karena kurangnya suplay oksigen pada otot jantung yang disebabkan oleh sumbatan atau
penyempitan arteri coronaria, beban kerja jantung meningkat, kemampuan darah
mengikat oksigen menurun.
Jenis-jenis Angina Pectoris:
- Stable Angina
·
Chest pain timbul setelah
melakukan kegiatan atau mengalami stress psikis.
·
Serangna terjadi <10 menit.
·
Pola EKG
·
Pada fase istirahat : normal.
·
Exercise test EKG : segmen ST
depresi, gelombang T terbalik atau bifasik.
·
Laboratorium : kadar cardiac
iso-enzym normal.
·
Serangan chest pain hlang bila
klien beristirahat dan mendapat obat nitrigliserin.
- Unstable Angina
·
Chest pain timbul saat
istirahat dan melakukan aktivitas.
·
Nyeri lebih hebat dan frekuensi
serangan lebih sering.
·
Serangna berlangsung sampai
dengan 30 menit.
·
Saat serangna timbul biasanya
disertai tanda-tanda sesak napas, nause, vomitus dan diaphoresis.
·
Pola EKG : segman ST depresi
saat serangan dan setelah serangan.
·
Serangan hilang bila klien
mandapat terapi nitrogliserin, narkotik, bet rest total dan bantuan oksigen.
- Variant / Prinzmetal angina
·
Chest pain timbul pada saat
istirahat maupun melakukan aktifitas.
·
Dapat terjadi tanpa
atheroclrose koroner.
·
Kadang-kadang disertai disritmia
dan konduksi abnormal.
·
EKG : segmen ST elevasi saat
serangan, normal bila serangan hilang.
·
Tanda-tanda lain hampir sama
dengan unstable angina.
·
Serangan chest pain hilang bila
klien mendapat terapi nitrogliserin dan obat antippasme arteri.
II. ETIOLOGI
1.
Atherosclerosis
2.
Syphilis, osteum menyempit
3.
Spasme arteri koronaria
4.
Beban jantung meningkat
III.
PATOFISIOLOGI
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
EKG
a.
Normal saat klien istirahat
b.
Segmen ST elevasi/depresi,
gelombang T terbalik selama serangan berlangsung
c.
Aritmia (bila ada harus
dicatat)
2.
Laboratorium darah
a.
Complete Blood Cells Count
Anemia dan PCV menurun
Leukosit
b.
Fraksi lemak
Terutama kolesterol (LDL / HDL) dan trigliserit
c.
Serum tiroid
Hipothiroid / hiperthiroid
d.
Cardio iso enzim
3.
Radiologi
a.
Thorax Rontgen : hipertrofi
jantung
b.
Echocardiogram : melihat
penyimpangan gerakan katub, ukuran ruang katub
c.
Scanning jantung : untuk
melihat luas daerah ischemic pada jantung
d.
Ventrikulagrafi : untuk melihat
kemampuan kontraksi otot jantung
e.
Katerisasi jantung : untuk
melihat lokasi sumbatan dengan tepat
V. PENGKAJIAN
1.
Riwayat keperawatan
a.
Keluhan nyeri dada (lokasi,
penyebab, lama nyeri)
b.
Gambaran nyeri (gejala barubul
atau sering hilang timbul)
c.
Pekerjaan
d.
Hoby (menunjukkan gaya hidup
Px)
e.
Kaji faktor resiko penyakit
jantung
- riwayat penyakit klien : Dm, hipertensi, penyakit pembuluh darah, dll.
- Riwayat kesehatan lain (peningkatan kolesterol, kebiasaan merokok, konsumsi minuman alkohol, dll)
f.
Obat-obatan: terapi obat-obatan
yang didapat saat timbul serangan
g.
Riwayat gangguan sistem
gastrointestinal (kesulitan mencerna)
h.
Riwayat kesehatan keluarga
(penyakit jantung dan pembuluh darah)
2.
Pemeriksaan fisik
a.
Aktivitas / istirahat : dispnea
saat kerja, gangguan pola tidur
b.
Sirkulasi : takikardi,
disritmia, TD normal/meningkat/menurun, bunyi jantung, kulit membren mukosa
lembab, pucat pada saat vasokonstriksi.
c.
Makanan dan cairan : mual,
nyeri ulu hati, ikat pinggang sesak, distensi gaster.
d.
Integritas ego : ketakutan,
mudah marah.
e.
Nyeri / ketidaknyamanan : wajah
berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum, memijit tangan kiri,
tegangan otot, gelisah.
VI. PRIORITAS MASALAH
1.
Mengurangi keluhan nyeri
2.
mencegah terjadinya komplikasi
miokard
3.
membantu klien dalam mengubah
gaya hidup
4.
memberikan informasi tentang proses
penyakit dan pengobatan
5.
mendukung klien / orang
terdekat dalam melakukan perubahan pola hidup
VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Perubahan kenyamanan: nyeri
akut b/d ischemic otot jantung, ketidakseimbangan supply dan kebutuhan oksigen
miokard.
2.
Resiko terhadap ketidakefektifan
penatalaksanaan aturan terapeutik b/d ketidakcukupan pengetahuan tentang die,
program terapi, aktivitas, tanda dan gejala komplikasi.
3.
Ansietas b/d ancaman integritas
biologis yang dirasakan skunder terhadap serangan jantung.
VIII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
1 :
Perubahan
kenyamanan : nyeri akut b/d ischemic otot jantung, ketidakseimbangan supply dan
kebutuhan oksigen myokard
·
Data penunjang :
S : chest
pain seperti diremas/ditekan beban berat, sesak nafas, mual muntah, berkeringat
dingin, pusing.
O : Diaphoresis,
reaksi non verbal Px
Pola EKG: ST depresi/elevasi,
gelombang T inversi
·
Sasaran : Kebutuhan rasa nyaman
klien terpenuhi
·
Tujuan :
1.
Nyeri berkurang atau hilang
2.
Ischemic tidak berkembang
·
Kriteria standart :
S : nyeri
berkurang / hilang, sesak nafas hilang, tidak mual muntah, tidak berkeringat
dingin
O : Hasil
EKG: ST isoelektrik, gel.T positif, tidak muncul Q patologis
LDH <240 u/l, SGOT <18 u/l,
CKMB < 10 u/l
·
Intervensi :
1.
Kurangi atau batasi aktivitas
fisik selama terjadinya serangan.
2.
Posisi tidur supine semi fowler
3.
Pelihara ketenangan, lingkungan
nyaman, batasi jumlah pengunjung Px
4.
Monitor vital sign setelah
pemberian obat anti nyeri dan tiap 5 menit selama 20 menit/lebih secara teratur
bila keadaan belum stabil
5.
Monitor vital sign, bunyi
jantung tiap 2 jam bila keadaan sudah stabil dan catat tiap perubahan penting
yang timbul.
6.
Observasi timbulnya nyeri
dengan melihat isyarat verbal dan non verbal.
7.
Rawat dan pertahankan IV
line/infus bila ada.
8.
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk memberikan diit jantung (rendah garam-rendah lemak, dan rendah kalori
jika klien gemuk)
9.
Bantu klien makan
sedikit-sedikit tapi sering.
10.
Diskusikan dengan klien tentang
hal-hal yang dapat mempercepat timbulnya serangan nyeri dan tentang perubahan
aktifitas sehari-hari.
11.
Kolaborasi dengan tim medis
untuk program terapi:
a.
Vasodilator : nitrogliserin
(transdermal, oral/sub-lingual)
b.
Analgetik ringan
c.
Narkotik (morphin atau
pethidin) bila perlu
d.
Tranquilizer, beta bloker,
barbiturat, anti-lipemic, anti-aritmia, anti-hipertensi, diuetik, (bila ada
indikasi kusus)
12.
Monitor reaksi / efek yang
diharapkan, efek samping dan toxisitas terapi
Diagnosa
2 :
Resiko
terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terpeutik b/d ketidakcukupan
pengetahuan tentang diet, program terapi, program aktivitas dan tanda dan
gejala komplikasi.
·
Data penunjang :
S : klien
menanykan tentang keadaan penyakit, penyebab, det, faktoe\r pencetus,
pengobatan dan hal-hal yang harus dilakukan setelah sembuh.
O : Tingkat
pendidikan klien, pemahaman klien tentang kondisinya.
·
Tujuan / sasaran : klien
memahami tentang penyakit dan penatalaksanaannya
·
Kriteria standart :
Kien dapat:
1.
Menjelaskan pengertian,
penyebab, faktor pencetus penyakitya
2.
Menjelaskan manfaat daru diit
yang diberikan
3.
Melaksanakan tindakan yang
harus dilakukan setelah sembuh dan pulang ke rumah.
·
Intervensi :
1.
Mendiskusikan dengan klien /
keluarganya tentang pengertian yang mendasari proses penyakit dan tujuan
pengaturan gaya hidup.
2.
Mendiskusikan gejala yang
timbul dari penyakit klien serta menkonsultasikan dengan tim medis.
3.
Mendiskusikan tentang penyebab
dan faktor pencetus timbulnya serangan.
4.
Menjelaskan tentang tujuan
pemberian obat, reaksi dan efek samping serta penggunaan obat profilaksis
(harus dinilai lebih dulu stree yang dialami klien sebelum pemberian terapi.
5.
Mendiskusikan efek
vasokonstriksi akibat kebiasaan merokok.
6.
Mendiskusikan tentang jenis
makanan yang harus dibatasi dan memberikan contoh menu yang sesuai dengan
diitnya.
7.
Mendiskusikan perubahan pola
aktivitas dan mengajarkan cara mengukur nadi
Diagnosa
3 :
Ansietas
b/d ancaman integritas biologis yangdirasakan skunder terhadap serangan
jantung.
·
Data penunjang :
S : klien
mengatakan tidak berdaya, takut mati, gelisah, menanyakan perkembangan
penyakitnya.
O : 1. Emosi: cemas / sedih / marah / menolak
diagnosa / menangis, gelisah
2. Fisiologi : peningkatan nadi,
TD, RR, perubahan ringgi suara, kelemahan / keletihan, palpitasi, gemetar,
diaphoresis
·
Tujuan / sasaran : koping
individu berlangsung efektif
·
Kriteria standart :
1.
Klien dapat :
a.
Mengekspresikan perasaannya
secara wajar
b.
Mendiskusikan pengaruh terhadap
diri / gaya hidupnya kepada perawat / orang lain
2.
Klien merasa optimis bahwa
penyakitnya dapat disembuhkan.
3.
Klien optimis menghadapi
masalah kesehatannya setelah sembuh
·
Intervensi :
1.
Observasi tanda-tanda
kecemasan.
2.
Anjurkan klien untuk
berkomunikasi dengan tim perawat dan orang terdekat.
3.
Bila perlu, mengatasi perilaku
klien dan membantu dalam hal perubahan konsep body image.
4.
Nilai pengaruh sakit terhadap
kebutuhan sez klien dan beri informasi konsultasi secara pribadi (bila perlu).
5.
Observasi perubahan vital sign.
6.
Perawatan lanjutan terhadap
stress (gali faktor penyebab dan cari alternatif pemecahan masalah)
Sekian materi yang bisa saya sampaikan semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. kalau ada
kritik dan saran komen saja. Terimakasih.
askepnya bagus, terimakasih.
ReplyDelete